Mulai bulan Januari 2013, Pengelola Kawasan Bintaro akan menerapkan sistem baru pencatatan meter air bersih dengan menggunakan metode barcode. Penerapan sistem baru ini untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi pencatatan meter air.
Unit Pengelola Kawasan Bintaro melakukan terobosan dengan menerapkan pencatatan meter air bersih dengan menggunakan sistem barcode. Jika menggunakan sistem sebelumnya, yaitu dengan pencatatan manual, kerap terjadi human error dan konsumen seringkali melayangkan keluhan soal ketidakakuratan pencatatan.
Dengan menggunakan sistem baru, petugas pencatat hanya tinggal memfoto barcode dan angka yang tertera dalam meteran air, dengan menggunakan handphone berprogram khusus. Barcode tersebut sudah langsung teridentifikasi dengan ID Pelanggan. Keuntungan lain, petugas pencatat bisa langsung melaporkan kendala-kendala yang ada di lapangan ke server utama. Sehingga, akan langsung terdata dengan baik. Bahkan, laporan bisa dilengkapi dengan foto dan video.
Menurut Wahid Utomo, Manager Air Bersih Bintaro Jaya, sistem baru ini akan mempermudah petugas di lapangan, akurasi data pencatatan, lebih terpercaya, dan mengefisiensikan waktu pencatatan. "Intinya, kami inign meningkatkan pelayanan kepada para konsumen. Sistem ini akan lebih mudah karena menerapkan one stop reading," ujarnya.
Untuk aplikasi tersebut, pihak pengelola bekerja sama dengan perusahaan PT Saka Transmarga yang telah berpengalaman dalam sistem ini. Nama produknya, Sistem Baca Meter Bimasakti. Mereka telah berpengalaman di beberapa PDAM. Antara lain, di Pontianak, Lampung, Makassar, Mataram, Payakumbuh, dan sejumlah kabupaten di Provinsi Bali.
Pemutakhiran Data
Selama bulan Desember 2012 lalu, pihak pengelola telah melakukan sosialisasi kepada seluruh pelanggan air bersih Bintaro Jaya, tentang perubahan sistem pencatatan tersebut. Juga dilakukan pemutakhiran data pelanggan terakhir, pengecekan jaringan air bersih (meter air dan pipa), dan kalibrasi meter air. Khusus kalibrasi, pihak pengelola mengecek setiap meter air, apakah ada yang mencapai pemakaian maksimal 3.000 meter kubik (m3) atau sudah berusia lima tahun.
Sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk relokasi meter air yang berada di dalam rumah pelanggan. Lokasi yang masih berada di dalam rumah, rencananya akan dipindahkan ke halaman rumah, untuk memudahkan petugas melakukan pencatatan meter air. Awal bulan Januari 2013, baru dilakukan pemasangan barcode di setiap meter air bersih di rumah-rumah pelanggan.
Untuk pembayaran tagihan air bersih, tidak ada perubahan berkaitan dengan penerapan sistem baru ni. Pencatatan barcodeakan dilakukan petugas setiap tanggal 20-30 bulan berjalan. Tanggal 1-25 bulan berikutnya, pelanggan bisa langsung membayarkan tagihannya di kasir Pengelola Kawasan Bintaro. Sedangkan, pembayaran melalui bank, dapat dilakukan mulai tanggal 5-25.
"Mudah-mudahan dengan penerapan pencatatan meter air baru ini, faktor human error dapat diminimalisir. Pencatatan akan lebih akurat dan terpercaya. Pada akhirnya akan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," pungkas Wahid.
Unit Pengelola Kawasan Bintaro melakukan terobosan dengan menerapkan pencatatan meter air bersih dengan menggunakan sistem barcode. Jika menggunakan sistem sebelumnya, yaitu dengan pencatatan manual, kerap terjadi human error dan konsumen seringkali melayangkan keluhan soal ketidakakuratan pencatatan.
Dengan menggunakan sistem baru, petugas pencatat hanya tinggal memfoto barcode dan angka yang tertera dalam meteran air, dengan menggunakan handphone berprogram khusus. Barcode tersebut sudah langsung teridentifikasi dengan ID Pelanggan. Keuntungan lain, petugas pencatat bisa langsung melaporkan kendala-kendala yang ada di lapangan ke server utama. Sehingga, akan langsung terdata dengan baik. Bahkan, laporan bisa dilengkapi dengan foto dan video.
Menurut Wahid Utomo, Manager Air Bersih Bintaro Jaya, sistem baru ini akan mempermudah petugas di lapangan, akurasi data pencatatan, lebih terpercaya, dan mengefisiensikan waktu pencatatan. "Intinya, kami inign meningkatkan pelayanan kepada para konsumen. Sistem ini akan lebih mudah karena menerapkan one stop reading," ujarnya.
Untuk aplikasi tersebut, pihak pengelola bekerja sama dengan perusahaan PT Saka Transmarga yang telah berpengalaman dalam sistem ini. Nama produknya, Sistem Baca Meter Bimasakti. Mereka telah berpengalaman di beberapa PDAM. Antara lain, di Pontianak, Lampung, Makassar, Mataram, Payakumbuh, dan sejumlah kabupaten di Provinsi Bali.
Pemutakhiran Data
Selama bulan Desember 2012 lalu, pihak pengelola telah melakukan sosialisasi kepada seluruh pelanggan air bersih Bintaro Jaya, tentang perubahan sistem pencatatan tersebut. Juga dilakukan pemutakhiran data pelanggan terakhir, pengecekan jaringan air bersih (meter air dan pipa), dan kalibrasi meter air. Khusus kalibrasi, pihak pengelola mengecek setiap meter air, apakah ada yang mencapai pemakaian maksimal 3.000 meter kubik (m3) atau sudah berusia lima tahun.
Sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk relokasi meter air yang berada di dalam rumah pelanggan. Lokasi yang masih berada di dalam rumah, rencananya akan dipindahkan ke halaman rumah, untuk memudahkan petugas melakukan pencatatan meter air. Awal bulan Januari 2013, baru dilakukan pemasangan barcode di setiap meter air bersih di rumah-rumah pelanggan.
Untuk pembayaran tagihan air bersih, tidak ada perubahan berkaitan dengan penerapan sistem baru ni. Pencatatan barcodeakan dilakukan petugas setiap tanggal 20-30 bulan berjalan. Tanggal 1-25 bulan berikutnya, pelanggan bisa langsung membayarkan tagihannya di kasir Pengelola Kawasan Bintaro. Sedangkan, pembayaran melalui bank, dapat dilakukan mulai tanggal 5-25.
"Mudah-mudahan dengan penerapan pencatatan meter air baru ini, faktor human error dapat diminimalisir. Pencatatan akan lebih akurat dan terpercaya. Pada akhirnya akan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," pungkas Wahid.
Sumber: Kicau Bintaro Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar